i love you soooooo much

i love you soooooo much

Kamis, 16 September 2010

gue yakin gue bisa kok ngejalanin ini, gue bisa Allah selalu kasih gue kekuatan dan perlindungan dan gue bisa ngejalanin ini semua, bisa gak bisa yah pasti bisa lah gue, gak ada kata putus asa, gak ada kata menyerah, kalo emang ini udah jalannya yaudah.
gue terima dengan hati lapang, hidup tanpa seoranmg pacar gak ngebuat gue jadi langsung mati kok, hidup tanpa seorang pacar gak ngebuat gue jadi stop hidup, iya gak sih, suatu saat nanti akan ada penyesalan dari ini semua, dan gue yakin itu pasti ada .

ku nanti candamu kembali

kaulah yang paling terindah
Yang pantas kurindukan
Hingga mampu mengikat erat
Semua hari-hari yang kulalui
Dan selalu menjerat ke alam kerinduan
Yang sangatlah dalam
Tak pernah ku bisa lupakan dirinya
Walau sejenak saja
Ku ingin kau kembali tersenyum
Bukanlah sedih dan menangis
Maafkan kesalahan
Saat kita masih bersama
Dan bawalah aku melayang
Mendayung cinta di awan
Akankah kembali dan kunikmati lagi

Slalu kunanti candamu kembali
Tak pernah lelah hatiku
Kan tetap disini... dan selalu kunanti
Candamu kembali
Slalu kunanti candamu kembali
Kuingin memiliki lagi... slalu kunanti
Candamu kembali

dicintai tuk disakiti

Hanya air mata
Dan sesal kurasa
Di depanku kau bercinta

Kau ingkari janjimu
Tuk setia bersamaku
Kini kau bunuh hatiku

Ku tak ingin dengar ratapanmu
Dan ku tak kan lagi menyentuhmu
Pergi dan jangan kembali
Ku ingin sendiri

Perjalanan panjang cinta kita
Sekejap kau hancurkan slamanya
Inikah takdir untukku
Dicintai tuk disakiti

Ku tahu kau masih sayang
Dan menyesali sgalanya
Ooh sayang maaf ku tak bisa

Jangan kembali
Ku ingin sendiri

Rabu, 15 September 2010

ketika semua kata sudah tak dapat dikeluarkan, ketika semua rasa telah hilang, ketika semuanya telah berakhir,
dan aku serahkan hidup, mati ku hanya pada mu ya Allah, aku berserah dihadapanmu,
aku serahkan segala sesuatu yang akan terjadi hanya untukmu, hidupku, danmatiku, hanya engkau yang maha tau.
jodohku, rezekiku, hanya kau yang dapat mengubah segala sesuatu yang terjadi, aku bersujud dihadapmu ya Allah .
aku harap engkau mengerti apa maksudku, aku harap kau mengerahui apamauku
jika memang ini yang terbaik aku serahkan hanya padamu Tuhan

Senin, 06 September 2010

cintai aku lagi

Setiap malam aku s’lalu merenung
Terbayang dapat menyentuh wajahmu
Ingin kuulangi sekali lagi
Rasa indah yang pernah kualami


Kurasakan… kehampaan
Kuinginkan… kehangatan

Cintai aku lagi seperti waktu itu
Tak bisa kuhindari, hati selalu merindu
Sayangi aku lagi, Tak mampu kusendiri
Tanpa hadirmu, tanpa cintamu


Ingin kuulangi sekali lagi
Rasa indah yang pernah kualami

Kurasakan… kehampaan
Kuinginkan… kehangatan

Rasa sayang, rasa cinta
Yang selalu kudambakan
Tak ‘kan lelah hati ini
Menantimu ‘kan kembali

Minggu, 05 September 2010

harus apa lagi yang harus saya lakukan untuk ini semua Tuhan,
apalagi yang harus saya lakukan untuk semua ini,
setiap hari aku tertunduk dalam doaku,
setiap malam aku menangis dalam lamunanku Tuhan,
apa lagi yang harus aku jalani,
apa lagi yang harus aku pilih,
aku tersiksa dengan ini,
aku tersiksa dengan semua ini,
aku ingin kau tau,
aku mencintaimu, tak peduli apapun kata orang,
Tuhan,
aku lemah, aku lelah,
kapan semua ini akan ada akhirnya?
apa harapan saya terlalu besar untuknya?
apa harapan saya terlalu mustahil untuk diwujudkan,
Tuhan, segeralah akhiri semua masalah ini,
segeralah kau kembalikan hubungan ini seperti dulu Tuhan

apa salahku

Apa salahku
Kau buat begini
Kau tarik ulur hatiku
Hingga sakit yang ku rasa

Apa memang ini yang kamu inginkan
Tak ada sedikitpun niat ‘tuk serius kepadaku

Katakan yang sebenarnya
Jangan mau tak mau seperti ini

Akhirnya kini aku mengerti
Apa yang ada dipikiranmu selama ini
Kau hanya ingin permainkan perasaanku
Tak ada hati tak ada cinta

Apa memang ini yang kamu inginkan
Tak ada sedikitpun niat ‘tuk serius kepadaku

Katakan yang sebenarnya
Jangan mau tak mau seperti ini

Jumat, 03 September 2010

sory yah mungkin akhir akhir ini gue belum bisa nulis sesuatu hal yang menarik buat dibaca gue gak tau harus cerita sama siapa, gue bingung, gue udah gak bisa berbagi sama semuanya, semua masalah yang gue punya mungkin cuma bisa gue simpen gitu aja, yang gue perluin saat ini adalah seseorang yang ngerti keadaan gue, dan seseorang yang mau nemenin gue , yah gue cuma butuh temen sekarang siapapun itu, mau sahabat gue temen gue musuh gue keluarga gue ataupun dia, orang yang paling special di hati gue, siapapun itu yang gue butuh cuma temen !
buat berbagi keluh kesah gue, buat menghibur gue, dan buat lupain semua hal yang ada yang buat gue ngerasa gak penting !
gue butuh seseorang yang ngerti keadaan gue dan kondisi gue, gue mau dihibur sama semuanya, gue butuh hiburan gue butuh hiburan !
yaa mungkin gue terlihat berlebihan, tapi please kalao lo pada negrti keadaan gue, gue yakin lo semua gak bakal bilang gue berlebihan .

Kamis, 02 September 2010

ketika semua dipertanyakan, ketika rasa ini dipertanyakan, dan ketika aku bertanya tanya, akankah kita terus seperti ini?
dan akankah kita akan tetap begini?
lagi dan lagi aku terus bertanya padamu, telah lelah hati ini ketika semua harus dipertanyakan, aku cuma berharap semua akan baik baik aja, mungkin memang terlihat tampak biasa namun, semua itu tak biasa didalam hati ini, semua tampak begitu jelas, sangat jelas, entah kenapa, tapi aku harap semua berubah, dan kau harap ini bukan hanya harapan yang semu, namun aku akan terus berdoa dan berharap dalam kesendirian, dan dalam sujudku Tuhan
ketika keraguan ini menghampiri, ku bertanya pada hati kecilku, apakah dia mencintaiku?
seperti dirinya yg dulu,
ataukah dia menyayangiku?
seperti sayang yg dulu begitu besar padaku?
ketika raguku menguat, aku bertanya pada hati kecilku, akankah kita bahagia, sebahagia dulu,
akankah kita menjalani perjalanan cinta ini dengan ketulusan?
apa yg dapat aku katakan ketika rasa sayangnya tlah sirna?
apa yg dapat aku lakukan ketika sikapnya tlah berubah?
apa rencanamu Tuhan dari semua ini?
apa tujuanmu Tuhan?
mengapa tak kau berikan sedikitpun rasa yg aku miliki untuknya,
rasa yg begitu besar ini, tak dapat aku hindari sdmua masalah ini,
tak dapat aku hindari rasa sakit dan perih ini,
siapa yg akan menolongku?
siapa yg akan mendengar keluhnku?
adakah pendengar setiaku?adakah yg mau mendengarkan semua ini?
TUHAN, hanya engkau pendengar setiaku, hanya engkau yg menyayangiku dengan sempurna, sesempurna dirimu,
hanya engkau yg setia menjagaku dan menemani ku ketika aku merasa sendiri, sakit, sedih, senang dan bahagia .
Tuhan, beri aku kekuatan untuk semua cobaan ini .
berikan yg terbaik untuk hubungan ini Tuhan.
jika memang dia bukan untukku,biarkanlah dia pergi saat ini,aku takut Tuhan,jika makin lama kau biarkan aku dengan keadaan ini,aku akan berat meninggalkannya.
Tuhan aku sangat berharap engkau mengabulkan permintaanku,aku tau Tuhan kau selalu mendengar dan mengetahui keluh kesahku,hanya engkau yg tau perasaanku,dan hanya engkau yg tau YANG TERBAIK BAGIKU,UNTUK TETAP MENJALANI SEMUA INI,ATAU menyelesaikannya,
sungguh tak dapat aku hindari rasa cinta ini Tuhan, tapi semakin lama kau beri cobaan seperti ini, membuat aku bertanya dan terus bertanya dengan rasa ini, andai saja ada yang mengetahui apa yang aku rasakan Tuhan, begitu sakit dan perih,
apa yang terjadi tak dapat aku hindari Tuhan, aku telah berusaha untuk mengatakannya, namuun yang terjadi hanya timbul masalah dan masalah baru,
Tuhan engkau adalah pendengar setiaku, engkau adalah sahabat setiaku,
Tuhan, katakanlah apa yang harus aku lakukan dengan rasa cinta ini, apa yang harus aku lakukan dengan rasa sayang ini Tuhan?
begitu lama aku bersama dirinya, begitu banyak cobaan yang aku jalani, tapi aku menyadari ini adalah cobaan terberat ku,
Tuhan, perasaan ini sangat tulus, perasaan ini sangat suci, dan perasaan ini sangat besar, aku berharap yang terbaik, katakanlah Tuhan apa yang harus saya lakukan?
katakanlah Tuhan apa yang harus saya kerjakan?
aku berlindung dalam pelukanmu Tuhan, aku menangis dalam doaku Tuhan, dan aku memohon hanya padamu Tuhan, dan aku sangat berharap hanya keagunganmu yang dapat menyelesaikan semua ini .
aku hanya ingin dia tau, aku sangat tulus untuk semua ini, hanya kau Tuhan yang mengetahui perasaan tulusku ini, hanya kau Tuhan yang mengetahui perasaan sayangku ini, hanya untuknya

Rabu, 01 September 2010

penting gak penting sih

gini yah gak tau menurut lo penting apa gak , tapi kesel gak sih lo kalau sesuatu hal yang lo harapkan itu ternyata cuma harapan sia sia yang buat lo ngerasa gimanaaa gituuuuu yaaaa, gini deh singkat cerita aje, (tapi gue gak mau cerita)
cuma perumpamaan aja yah, sesuatu yang udah lo tulis tapi gak dibales sama orang itu, tapi ada orang lain yang nulis, dan gue yakin itu orang pasti gak kenal kan, tapi dibales, kesel gak si lo?
gue udah berkali kali ini ngomong tentang beginian, tapi tetep aja keulang muluu, ujung ujungnya gue lagi yang salah, heran gue apan sih, kesel kan yah !
cemburu?haaah gak usha lo tanya gimana rasanya , penting gak? penting buat gue, mungkin gak buat lo lo pada.

manusia biasa

masih ku ingat selalu
saat kau berjanji padaku
takkan pernah ada cinta yang lainnya
terasa begitu indah

tapi semua berbeda
saat kau kenali dirinya
sadarkah dirimu diriku terluka
saat kau sebut namanya

aku memang manusia biasa
yang tak sempurna dan kadang salah
namun di hatiku hanya satu
cinta untukmu luar biasa


andaikan saja kau tahu
aku takkan mudah berubah
aku kan bertahan selalu bertahan
sampai waktu memanggilku

kemanakah dirimu yang dulu cinta aku
di manakah dirimu yang selalu merindukanku

KISAH PERJALANAN CINTA YANG MENGHARUKAN (ISTRI TERBAIK)

cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.

Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.

***

Cinta itu butuh kesabaran…

Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???

Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita...

Aku menjadi perempuan yg paling bahagia...

Pernikahan kami sederhana namun meriah...

Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.

Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.

Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.

Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu...

Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci...

Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.

Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.


***

Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.

Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.

Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…

Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.

Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…

Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…

Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.

Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.

Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.

Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.

Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.

Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.

Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …

“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.

Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.

Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada
kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.

Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.

***

Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.

Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.

Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”

Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”

Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?”

“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.

“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.

”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.

Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.

Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku.

Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.

Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.

Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.

Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.

Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.

Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.

Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.

***

Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.

Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.

Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..

Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.

Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..

Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..

Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.

Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…

Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.

Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.

Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.

Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.

Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.

Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.

Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..

Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..

Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.

Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.

***

Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.

Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?

Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.

Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.

Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.

Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.

Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.

***

Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.

Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.

Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.

Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.

“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.

“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.

“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.

Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.

Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”

Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.

Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.

Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..

***

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..

Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.

Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.

Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.

“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.

”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..

Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.

Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?

“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.

Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.

“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.

Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.

Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“

MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau
kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.

“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.

Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.

”Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.”

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.

Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”

Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”

Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”

Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”

”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.

Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..

Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?

Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“

Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.

Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”

Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.

Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“

“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.

Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.

Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.

***

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.

Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku
save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.

“Apakah kamu sudah siap?”

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :

“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.

Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…

“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.

Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”.

Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.

Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.

Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.

Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

***

Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.

Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.

Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.

Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?

Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.

Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.

Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..

Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.

Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”

”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.

Lalu suamiku berkata, ”Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda”

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.“

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.

Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.

***

Keesokan harinya…

Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.

Aku pun dilarikan ke rumah sakit..

Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..

Aku merasakan tanganku basah..

Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”

Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?

Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”

“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”

Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.

Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..

Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..

Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.

Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”

***

Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.

=====================================================



Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?

Aku dihina oleh mereka ayah.

Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?

Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..

Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?

Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..

Aku diusir dari rumah sakit.

Aku tak boleh merawat suamiku.

Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.

Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.

Aku sangat marah..

Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan
ibunya..

Aku tak mau sakit hati lagi.

Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..

Engkau Maha Adil..

Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..

Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..

Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..

Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..

Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..

Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..

Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.

Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.

Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.

Aku harus sadar diri.

Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.

Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?

Ayah.. aku masih tak rela.

Tapi aku harus ikhlas menerimanya.

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.

Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.

Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.

Sebelum ajal ini menjemputku.

Ayah.. aku kangen ayah..

=====================================================

Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.

Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.

Bunda akan selalu hidup dihati ayah.

Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..

Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.

Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..

Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.

Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..

Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.

Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..

Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.

Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?

Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?

Tunggulah Ayah disana Bunda..

Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..

Ayah Sayang Bunda..

***

=______=

gak bisa gue hindari, sekarang siapa sih yang mau punya rasa ini?
perasaaaaaan yang mungkin dimata orang lain itu berlebihan atau apapun,
gue gak minta orang orang pada menghargai gue ataupun kehadiran gue, gue gak minta semua orang buat seneng atas kehadiran gue, tapi seengaknya bisa gak sih, jaga perasaan gue dikit aja, gue kenapa?
gue gak kenapa kenapa, cuma yah setidaknya bisa gak sih menghargai perasaan gue, gue gak pernah minta dia agung agungkan, gue emang bukan Tuhan, gue juga bukan Malaikat, gue buka seorang Ratu atau seorang bangsawan, gue cuma orang biasa, yah mungkin sama kali kaya lo lo pada, sama sama orang biasa yang lo semua pun pasti juga mau dihargain kan?
yaudah, salah kalau gue minta kaya gitu?
beraaat banget, jujur aja miris banget hati gue kalau ngeliat semuanya, terus gue harus ngomong sama siapa?
siapa yang mau dengerin gue?
mungkin buat mereka yang tau ini bukan masalah besar, tapi buat gue ini suatu masalah, masaalah tentang perasaan, gue emang orang yang seperti ini, gue begini yah begini, mau lo lo pada terima gue ataupun gak gue tetep begini, gue gak akan berusaha menjadi sok baik atau pun cari hati sama semuanya,
sekarang yah gue begini, ini emang bukan masalah besar,yang gak gue abis pikir kenapa gue punya rasa sakit hati yang begituuu dalaaaaam banget sama semuanya?
semuanya tanpa terkecuali, rasa sakit gue ini sama aja kaya rasa sakit orang yang punya penyakit hati (oke gue lebay), tapi yah gitu lah gue gak tau harus ngomong sama siapa?
gue gak mau aja garagara bbeginian doang aja nih yah gue tambah sakit hati karena ada masalah baru yang dateng, udah cukup deh masalah gue cukup banget kebanyakkan masalah gue untuk bulan ini, gak ngerti lah, mungkin Allah ngasih gue jalan kali dibalik semua ini, tinggal gue aja yang belum ketemu jalannya harus belok lurus ataupun tetap diem begini !

seperti dulu

Mungkin T'lah Lama
Aku Mengenalmu
Tapi Kini Aku Tak Pasti

Sekian Lama
Kupandang Wajahmu
Kini Ada Yang Berubah

Senyum Diwajahmu
Dan Sinar Matamu
T'lah Menghilang

Bukankah Kita Selalu Terbuka
Bila Ada Hal Yang Mengganggu

*
Tetapi Kni Engkau Enggan Bicara
Ada Yang Kau Rahasiakan
Senyum Diwajahmu
Dan Sinar Matamu
T'lah Menghilang

(Dan Kini) Kumohon Kepadamu
Jangan Menutup Diri
Dapatkah Kau Dan Aku
Menemukan Yang Telah Hilang
Dan Mencoba Seperti Dulu
Sepertu Dulu
Walau T'lah Lama Aku Mengenalmu
Tapi Kini Aku Tak Pasti

Kuminta Kepadamu
Tumpahkan Semua Isi Hatimu
Dan Kita Kan Bicara
Hingga Hari Esok Datang
Menjelang

katakanlah

Seakan menahan matahari ‘tuk kembali
Melakukan hal yang tak mungkin
Menelusuri jalan pikiranmu saat ini
Membuat ku tak berhenti berpikir

Apa yang telah berubah sikapmu padaku
Oh adakah yang ku tak pernah tahu
Jika ada sesuatu yang membuatmu gelisah


Yang kau ingin katakanlah
Yang kau mau katakanlah padaku
Tak ingin kau merubah keadaan ini
Aku merindukan kamu yang dulu


Apakah ku harus meninggalkan semua
Kehidupanku semua yang tak kau suka
Apakah ku harus tak lagi menjadi diriku

Ku berikan waktu untuk berpikir
Cara mengatakannya padaku
Ku ingin kau tahu ku takkan berubah
Yang kau ingin katakanlah
Kau mau katakanlah padaku

000000_________00000000

apa sih yang terjadi sebenarnya?
ini itu sebenarnya ada apa?
apa yang sebenarnya terjadi?
apa yang seharusnya terjadi?
gue sendiri aja gak tau ada apaan,
yang gue rasain itu banyak,
yang gue rasa itu campur aduk,
capek?lelah?seneng?bahagia?jenuh?kecewa?sakit hati?sayang?apaaaaa,
gue sendiri aja gak tau apan yang gue rasain,
kalaupun ada orang yang nanya gue kenapa,
gue juga bakal jawab gue gak tau,
mau beribu orang nanya gue ada apa yang jelas gue akan tetep jawab gue gak tauuu
itu dia sekarang gue gak tau akhirnya mau nulis apaan
sangkin gue sendiri goblok banget apa yang gue rasain !

Sabtu, 21 Agustus 2010

kurasa semua telah berubah

tak ku lihat semua seperti dulu,
entahlah, itu hanya perasaan ku saja, atau memang seperti itu,
gak ngerti deh yah gimana,
tapi yang gue liat emang seperti ini,
salah kalau geu cuma nunggu sesuatu yang gue harapkan?
apa harapan itu terlalu berat?
apa, impian itu terlalu mustahil buat gue?
gimana caranya supaya semua baik baik aja?
gimana caranya biar gue tau apa sebenarnya yang dirasakan?
gimana caranya supaya gue ngerti semua harus seperti apa?
gimana caranya buat gue tau kalau semua ini tulus?
gimana caranya supaya gue ngerti?
gue gak ngerti harus gimana, gue bingung, apa yang harus geu lakuin?
salah kalau gue mengharapkan semua kembali?
salah kalau gue mengharapkan semua balik?
salah?
gak ada yang tau apa yang terjadi,
munafik kalau gue gak sakit hati,
munafik kalau gue gak sedih,
dan lebih munafik lagi kalau gue gak bilang gue sayang lo,
indah emang kalau pertama ketemu,
indah banget,
indah emang saat geu ngerasa bener bener dijadikan seorang putri dan semua emang indah,
apa sih yang sebenarnya terjadi?
apa sih yang sebenarnya di rasakan?
ketulusan?kasih sayang?kejujuran?
gue sendiri gak tau, gue bingung
dan jujur aja gue sendiri pun ngerasa gue berubah dan sangat berubah, gue sendiri gak tau gue kenapa, dan gue benar benar berubah !!

Jumat, 20 Agustus 2010

lo tau gak sih yah ini gue udha nulis panjang panjang dengan kata kata yang bagus taunya ilang gitu aja garagara modem gue yang kaya tai gini,
bukan gitu yah, masalahnya itu gue tuh gak bisa nulis denhgan kata kata indah astagfirullaaaaaaah, mau lo apaan sih modeeem sialaaan lo ah taii, ilang kan katakatanya ihssssss, percuma juga gue marah marah orang udah ilang kok !!!

ini juga iseng

Tak pernah ku rasakan perasaan sakit sedalam ini,
Tak pernah ku inginkan rasa sakit yang kau ukir dalam jauh di lubuk hatiku,
Tak pernah ku inginkan dirimu pergi meninggalkanku,
Tak ingin terus selalu ku rasakan perasaan CINTA yang dulu kau beri,
Tak ingin lagi ku rasa perasaan sayang tulusmu yang selama ini kau beri,
Tak ingin lagi ku ingat janji janji manismu kepadaku,
Tetapi perasaan ini masih begitu dalam ku rasakan perasaan ini masih begitu kuat dihatiku,
Ingin aku rasakan kasih sayang tulusmu,
ingin ku rasakan rasa cintamu yang dulu begitu indah,
Walaupun perasaan cintamu tak sebanding dengan rasa sakit yang kau goreskan,
Ingin aku dapat melupakan semua kenangan yang ada,
Ingin aku MEMBUANG semua perasaan ini,
Ingin aku dapat merasakan cinta lain,
Ingin rasanya aku selalu membuatmu tersenyum walau hanya dalam sebuah mimpi,
Ingin rasanya aku selalu menemanimu kembali, walau tak sebagai kekasihmu,
Tak ingin rasanya aku sendiri,
Hampa hati ini tanpa cintamu,
Gelapnya hati apabila ku sendiri,
Ingin rasanya aku memiliki cinta, ku ingin kasih,
Tak ingin aku marasakan kesendirian,
Dimana aku harus mencari itu darimu?
Tetapi semua ini hanya mimpi dan angan-angan seorang perempuan sepertiku,
Semua hanya khayalan yang TAK MUNGKIN TERJADI,
Andai ada sebuah KEAJAIBAN yang datang menghampirimu,
Tuhan beri aku jalan yang terbaik, beri aku kekuatan untuk dapat melupakannya,
Walaupun semakin lama aku bertekad untuk melupakanmu tapi hati ini tak mampu berdusta begitu lama untuk menunjukkan BAHWA AKU MEMBENCIMU.
Jauh dalam hatiku masih terukir namamu,
walaupun jelas sudah dirimu telah MEMBENCIKU.

iseng kok

•Derasnya hujan yang turun malam ini,
mungkin mereka merasakan betapa pedih dan sakitnya hati ini,
betapa rapuh dan goyahnya jiwa ini,
sungguh tak dapat aku mengerti dirimu yang dulu begitu mencintai dan menyayangiku sepenuh hati,
kini dia pergi meninggalkan diriku sendiri tanpa ada seorang pun yang menemani,
oh Tuhan apah yang harus aku lakukan untuk melupakan semua janji manis dan indah yang telah terucap olehnya?
Apa yang harus aku lakukan agar dapat membuang semua rasa yang telah tertusuk dalam di hati ini?
Harapan-harapan yang kini kau tunjukkan apa hanya menjadi sebuah harapan yang hanya dapat membuat diriku jatuh?
Apa hanya menjadi sebuah dilema bagiku?
Betapa aku sangat merindukan belaian lembut tanganmu kasih,
betapa aku merindukan ucapan manis yang terlontar dari bibirmu,
betapa aku merindukan sapa hangatnya di pagi hari,
betapa aku merindukan usapan tanganmu ketika air mata ini mengalir dari mataku,
betapa aku merindukan semangat-semangatmu ketika diri ini tak yakin dan kurangnya percaya diri,
betapa aku merindukan janji-janji indah yang sekarang hanya menjadi sebuah kenangan indah,
dan betapa aku sangat merindukan waktu-waktu luangmu untuk menjagaku,
serta pengorbanan itu,
tak dapat aku pungkiri bahwa diri ku masih mengharapkan dirimu hadir dan menemani hari-hari sepi dan hampaku,
tak dapat aku tutupi rasa yang begitu dalam aku rasakan,
perasaan sayang dan cinta ini padamu,
kini,
semuanya telah tertutup oleh gerbang kenangan indah di hatiku,
biarlah KENANGAN itu berlalu dan menjadi sebuah pembelajaran serta pendewasaan diri ini,
biarkanlah semua harapan itu hanya menjadi sebuah harapan kosong yang dapat membuat hidupku menjadi lebih tegar,
yang terpenting saat ini adalah RASA SYUKUR yang begitu besar karna TUHAN telah mempertemukan ku denganmu,
dengan dirimu yang dapat membuat hari-hari ku menjadi lebih bewarna,
yang dapat mengubah segala keburukan diriku untuk menjadi manusia yang lebih baik dan mengerti betapa pentingnya kedewasaan dalam hidup ini,
Semoga TUHAN selalu memberikan jalan yang terbaik untukmu,
kebahagiaan yang tak pernah kau rasakan saat bersamaku.

iseng doang kok

ragu selalu ku rasa,
sesakkan dada melihat kau yang ku sayang berubah begini,
sedih menemani lamunan diamku teringat kau begini,
tiap ku coba menghilangkan cinta untukmu,
bagaikan ada ratusan prajurit perang yang menghalangi ku,
ingin sampai kapan ku ingat tentang dirinya,
kau yang ku sayang sadarkah kau akan raguku ini yang tak bisa tanpamu??selalu terbayang kasih sayangmu tulus,
yang dulu kau KATAKAN untukku,
TUHAN bawakan dia malaikat kecil yang selalu bisa menjaga yang menyayanginya dengan tulus tuk semangat hidupnya,
jika memang diriku bukan yang terbaik,
tapi peduliku takkan berkurang untukmu yang KUSAYANG.

sok puitis ha ha ha

ketika semuanya hilang berubah menjadi sebuah kenangan,
ketika semuanya sirna berubah menjadi keburukkan,
ketika kenangan indah berubah menjadi kepahitan,
ketika kasih sayang brubah menjadi kebencian,
dan ketika ketulusan berubah menjadi dendam,
tak dapat lagi kurangkai kata ketika semuanya hilang,
tak mampu lagi aku bertahan ketika semua sirna,
dan tak mampu lagi aku berdiri ketika semua hanya kenangan,
tak dapat kata aku ucap,
hanya bisu, yang terlihat,
tak ada kebahagian, tawa, ataupun keceriaan,
semuanya hilang ditelan waktu,
kemanakah perasaan itu?
masihkah ada ketulusan, rasa kasih sayang, kejujuran, dan sebuah pengorbanan,
dan masih adakah aku dilubuk hatimu?

tak sanggup aku melihat kenyataan jika semua benar benar sirna,
tak sanggup aku menatap terangnya sinar matahari ketika semua benar benar hilang,
dan tak sanggup aku meneteskan air mata ketika semua tinggal kenangan,
sampaikan salamku untuknya, sampaikan salam ketulusanku untuknya,
sampaikan semua rasa hatiku untuknya,
beri tau dia bahwa aku mencintainya, dan hanya dia dihatiku,
sampaikan padanya bahwa hanya dia jiwaku,
tak dapat aku ungkapkan seberapa dalam hati ini untuknya,
tak dapat aku katakan, seberapa luas rasa sayang ini,
dan tak dapat aku tutupi, betapa besar rasa sakit ini,
rasa sakit yang mendalam ku rasakan, tanpa sedikitpun rasa sayang hilang,
rasa sakit yang emndalam kurasakan, tanpa mengurangi rasa cintaku padanya,
namuuuun, sampai kapan aku terus terdiam menunggu semua kembali?
sampai kapan aku harus menunggu dan akan teruus menunggu?
sampai kapan aku berharap, menanti keajaiban TUHAN datang .

hilang

Dimanakah cinta sejati
Yang memberi ketenangan hati

Sampai kapan ku harus menanti
Kau pergi dan mungkin takkan kembali

Dan aku menangism dan aku terluka, bila ...
Dan aku menangism dan aku terluka, bila ...
Engkau menghilang ....


Kau pergi dariku, tinggalkanku
Lewati malam tanpa kasihmu
Ku rangkai kata, ku rangkai nada
Yang ku inginkan hanyalah cinta
Dan semua menghilang ....

Semua karena cinta ku menangis
Semua karena cinta ku tertawa
Semua karena cinta, semua karena cinta
Yang kau tinggalkan hanyalah luka
Dan semua menghilang

Tuhan

apa yang Tuhan rencanakan dibalik semua ini?
apa yang Tuhan inginkan dari cobaan ini?
apa yang Tuhan ingin tunjukkan dari kesabaran ini?
apa yang Tuhan ingin sampaikan dari ujian ini?
terkadang gue berpikir gue merasa lelah dan sangat lelah dari ujian yang Tuhan kasih, tapi gue sadar ini hidup, dan hidup akan selalu diwarnai dengan ujian.
andai engkau dapat menjawab pertanyaan dalam hati ini Tuhan, andai engkau ijinkan aku untuk tau sekarang apa yang harus aku lakukan.
salah kah jika saya menyayangi seseorang dengan perasaan tulus?
salahkah Tuhan jika saya sangat mencintainya?
ataukah saya tidak bisa mencintainya lagi?
ataukah hamba memang bukan untuknya?
aku percaya akan semua yang akan engkau berikan Tuhan,
rezeki, hidup, mati, bahkan jodohku telah engkau yang mengaturnya, dan saya hanya melaksanakan skenario yang telah engkau buat untuk hidupku.
akankah saya bisa menjadi sesosok perempuan yang kuat dan tegar tanpa harus mengeluarkan air mata?
apakah saya bisa menjadi seorang wanita tegar yang siap menjalani rintangan tanpa harus berkata putus asa?
apa yang seharusnya saya lakukan untuk melakukan semua ini dengan tersenyum, tanpa beban apapun Tuhan?
salah, kalau saya ingin dimengerti dengan perasaan tulus tanpa ada paksaan apapun?
salah saya ingin merasakan rasa kasih sayang yang besar dan pengorbanan yang benar benar mereka lakukan dari hati terkecil?
dan apakah saya salah menolak hal yang tidak ingin saya lakukan?
Tuhan, rencana apalagi yang kau buat untukku?
rencana apalagi yang kau ingin perlihatkan padaku?
saya hanya seorang perempuan yang lemah, dan tak berdaya,
tanpa ada tindakan kasar, emosi, ataupun diam tanpa kata.
karena wanita ingin dimengerti?
tanpa perkatan apapun wanita sangat ingin dimengerti, wanita ingin dikasihi, wanita ingin diberi ketulusan, wanita ingin kejujuran, wanita ingin semua masalah selesai, wanita ingin menjalani rintangan dilakukan tanpa emosi ataupun rasa amarah.
rasa kehilangan itu begitu besar saya rasakan ketika semua telah berubah, rasa kehilangan itu sangat saya rasakan ketika saya tidak dapat bertindak apapun.
sampai kapan saya harus menunggu jawaban darimu Tuhan, sampai kapan?
aku ingin sekali merasakan kebahagian seperti yang mereka rasakan .

Senin, 16 Agustus 2010

ketika berkata

ketika gue berkata "jangan pernah lakukan itu", itu berarti gue bener bener benci perlakuan itu,
ketika gue berkata "berhenti", itu berarti gue bener bener meminta untuk berenti dan tidak melakukan itu,
ketika gue berkata "cukup", itu berarti gue bener bener menyukupi semuanya dan cukup untuk melakukan itu kembali,
ketika gue berkata "gue gak mau ini terulang lagi", berarti gue bener bener mengharapkan kejadian itu cukup sekali, dan tidak dilakukan kembali,
ketika gue berkata "selesai", itu berarti gue udah bener bener merasa kecewa dan merasa tidak ada sebuah penghargaan bagi seorang yang memang di cintainya,
berarti benar, mengharapkan sesuatu yang dipikir penting itu sangat menyakitkan, sakit, dan sakit sekali
ini terakhir kalinya gue harus ngalangin semuanya, kenapa gue gak pernah ngerasa ikhlas kalau sebuah masalah ditinggal gitu aja, gue cewe dan gue punya harga diri, cukup gue jatuhin hara diri gue beberapa waktu lalu, dan sekarang kalau emang dia mau pergi yaudah silakan toh emang dimatanya gak pernah ada kan masalah seriuuusss, gue gak ngerti deh gue benci benci sama semuanya yang ada, kenapa masa lalu itu gak pernah diulang kenapaaa?
jangan pernah berkata kalau emang gak bisa ditepatin, jangan pernah berkata kalau emang lo masih ragu, gue gak suka dan gue gak akan pernah suka gue benci dan geu benci banget !
kalau emang udah akhirnya yaudah , ini jalan TUHAN gak akan pernah ada yang bisa ngalangin, gue udah mencoba ngalangin semuanya tapi lo gak pernah ada usahanya buat apa?
gue gak ngerti banyak kata yang gak akan pernah dingerti orang banyak perasaan yang gak akan ada satu pun yang ngerti semuanya !
cukup gue cukup gue yang tau semuanya, mau pun gue dibilang berlebihan atau lebay sekalipun tapi mereka gak pernah tau apa perasaan itu yang, ada ada dalam benak mereka cuma, yaudah, sabar, ngertiin, dan gue egois, gue capeeek, gue capeek banget sama semuanya, gue lemah, geu cuma seorang manusia lemah .

ketika wanita menangis

ketika wanita menangis itu bukan karena wanita itu ingin dikasiani atau untuk membuat orang iba,
namun, ketika wanita menangis itu karena dia sudah tidak bisa melakukan apapun untuk semuanya,
karena wanita sudah merasa putus asa dan tidak dapat melakukan hal apapun,
wanita adalah makhluk yang paling lemah, dalam artian, wanita itu perasaannya terlalu sensitif, apapun yang sudah didengarkan, terkadang membuatnya gembira ataupun sedih,
ketika wanita menangis itu bukan karena dia ingin diberi belas kasihan, tetapi itu adalah seuah kekuatan wanita untuk menjalankan sesuatu,
ketika air matanya mengalir itu menjadi sebuah kelemahan yang keluar, namun ketika air matanya berhenti, kelemahan itu pun telah habis, dan yang tersisa adalah sebuah kekuatan,
wanita menangis, bukan karena dia merasa dirinya itu lemah, namun dia merasa bahwa dirinyta sangat kuat, namun dia harus mengeluarkan kelemahannya dengan air mata itu.
ketika wanita menangis, itu menjadi salah satu cara agar dia dapat meredamkan emosinya, agar dia dapat menahan amarahnya,
ketika wanita menangis, dia hanya ingin air matanya dihapus oleh sebuah tangan, tangan yang menjadi kekuatannya untuk tetap melangkah,
ketika wanita menangis, dia hanya menanti sebuah kekuatan, sebuah pelukkan hangat yang menjadi kekuatannya
ketika wanita menangis, dia hanya ingin mengeluarkan sesuatu perkataan, yang mungkin dia bingung untuk di utarakannya
wanita menangis, dia hanya takut, takut sekali untuk merasa kehilangan sesuatu,
dalam benaknya setetes air mata dapat meredamkan sebuah emosi, dapat meredamkan sebuah masalah, dapat meredamkan sebuah kekhilafan.
wanita menangis, itu menjadi sebuah kekuatannya, untuk menunjukkan bahwa wanita itu lembut, wanita tidak menyukain kekerasan, dan wanita hanya ingin dimengerti .